Dalam masa penantian selama dua tahun itu, tentu saja banyak ikhtiar yang aku dan suami lakukan...
Di masa awal pernikahan, setelah tiga bulan menikah, aku coba rutin minum susu Prenagen Esensis, katanya baik untuk mempersiapkan kehamilan.
Setelah usia pernikahan memasuki lima-tujuh bulan dan si tamu bulanan masih rutin datang, aku mulai mencari tahu tentang program kehamilan. Dapatlah info, bahwa susu formula itu harus dibarengi dengan mengonsumsi asam folat dan vitamin E, kemudian sesuai info dari berbagai sumber maka Folavit dan Ever E jadi pilihan untuk dikonsumsi. Dengan harapan jadi jalan ikhtiar yang tepat.
Ternyata sebulan, dua bulan, tiga bulan kemudian masih belum ada tanda-tanda keberhasilan.
Mencari informasi dari banyak sumber, bismillah kembali mencoba ikhtiar dengan rutin minum seduhan serbuk buah zuriyat dan kurma muda. Memang banyak sekali testimoni keberhasilan. Apalagi kedua buah ini berasal dari Tanah Arab yang mudah-mudahan khasiatnya lebih tokcer. Ternyata Allah masih ingin melihat ikhtiar dan mendengar doa-doa kita.
Sambil melanjutkan ikhtiar zuriyat tersebut, kami pun mencoba promil di salah satu bidan. Waktu itu kami ditawari untuk mengikuti program infertil.
Programnya dilakukan selama satu bulan sekali dan maksimal dilakukan selama enam bulan.
Jadi, tiap bulan itu aku disuruh dateng ke bidan. Setelah diperiksa tekanan darah, berat badan, dll kemudian disuntikan semacam obat penyubur. Setelah itu diberi obat untuk suami dan istri. Biayanya sekitar 350k untuk satu kali kunjungan.
Qadarullah, setelah tiga bulan, masih belum juga Allah kabulkan saat itu. Apakah kami lanjutkan sampai enam bulan? Dengan kesepakatan bersama, kita memutuskan untuk tidak melanjutkan program tersebut.
Hingga akhirnya, usia pernikahan kami sampai pada satu tahun. Meski kita sadar bahwa harusnya hal ini kita lakukan di awal masa pernikahan, tapi kami rasa tidak salah juga kami lakukan sekarang. Kami pun melakukan pemeriksaan ke dokter. Dokter bilang, tidak ada yang salah dengan kita. Semua baik-baik saja.
(Bersambung...)
Di masa awal pernikahan, setelah tiga bulan menikah, aku coba rutin minum susu Prenagen Esensis, katanya baik untuk mempersiapkan kehamilan.
Setelah usia pernikahan memasuki lima-tujuh bulan dan si tamu bulanan masih rutin datang, aku mulai mencari tahu tentang program kehamilan. Dapatlah info, bahwa susu formula itu harus dibarengi dengan mengonsumsi asam folat dan vitamin E, kemudian sesuai info dari berbagai sumber maka Folavit dan Ever E jadi pilihan untuk dikonsumsi. Dengan harapan jadi jalan ikhtiar yang tepat.
Ternyata sebulan, dua bulan, tiga bulan kemudian masih belum ada tanda-tanda keberhasilan.
Mencari informasi dari banyak sumber, bismillah kembali mencoba ikhtiar dengan rutin minum seduhan serbuk buah zuriyat dan kurma muda. Memang banyak sekali testimoni keberhasilan. Apalagi kedua buah ini berasal dari Tanah Arab yang mudah-mudahan khasiatnya lebih tokcer. Ternyata Allah masih ingin melihat ikhtiar dan mendengar doa-doa kita.
Sambil melanjutkan ikhtiar zuriyat tersebut, kami pun mencoba promil di salah satu bidan. Waktu itu kami ditawari untuk mengikuti program infertil.
Programnya dilakukan selama satu bulan sekali dan maksimal dilakukan selama enam bulan.
Jadi, tiap bulan itu aku disuruh dateng ke bidan. Setelah diperiksa tekanan darah, berat badan, dll kemudian disuntikan semacam obat penyubur. Setelah itu diberi obat untuk suami dan istri. Biayanya sekitar 350k untuk satu kali kunjungan.
Qadarullah, setelah tiga bulan, masih belum juga Allah kabulkan saat itu. Apakah kami lanjutkan sampai enam bulan? Dengan kesepakatan bersama, kita memutuskan untuk tidak melanjutkan program tersebut.
Hingga akhirnya, usia pernikahan kami sampai pada satu tahun. Meski kita sadar bahwa harusnya hal ini kita lakukan di awal masa pernikahan, tapi kami rasa tidak salah juga kami lakukan sekarang. Kami pun melakukan pemeriksaan ke dokter. Dokter bilang, tidak ada yang salah dengan kita. Semua baik-baik saja.
(Bersambung...)