Pages

Rabu, 17 Mei 2017

Edisi Liputan ke Garut (1)

Yuhuu, ini adalah tulisan yang memiliki jarak lumayan lama dengan rekan-rekannya. Jika aku harus mengatakan bahwa aku malas menulis. Bisa jadi iya, tapi jika menengok isi netbook, jelas sudah bertumpuk spam-spam yang jelas maupun yang gak jelas di sana.

Baiklah, kali ini aku ingin bercerita tentang pengalaman. Macam anak SD yang baru selesai libur semester ya.

Hmmmh, kali ini tentang tugas kenegaraan pertamaku pasca sidang skripsi. Alhamdulillah sebulan setelah sidang aku mendapat panggilan kerja. Di sebuah kantor yang ukurannya tidak terlalu besar. Gajinya pun biasa saja. Tidak terlalu fantastis. Tapi jelas harus selalu aku syukuri. Karena di luaran sana, banyak sarjana-sarjana yang masih berkeliaran mencari kerja. Tul?
Ohiya, katakanlah perusahaan tempatku bekerja ini adalah perusahaan marketing. Istilah lainnya advertising. Istilah lainnya lagi konsultan komunikasi. Atau judul besarnya Marketing Komunikasi. Aku sendiri baru tahu tentang perusahaan ini setelah masuk dan terdaftar jadi karyawan kontrak.

Kuceritakan sedikit ya, meski judulnya advertising atau marketing. Salah satu tugasnya ialah menggarap projek majalah bulanan. Media internal salah satu lembaga zakat nasional.

Nah, tugas pertamaku adalah menuju Kota Garut. Meski Garut sebenarnya memiliki jarak yang terbilang dekat dengan Bandung, tapi daerah yang satu ini sepertinya tidak begitu. Namanya Kec. Cibalong, memiliki jarak 132 kilometer dengan jarak tempuh sekitar 6 jam perjalanan menggunakan mobil dengan kecepatan normal.

Waktu itu, kami berangkat sekitar bada Ashar menggunakan mobil Avanza silver milik kantor dengan penumpang berjumlah 6 orang. Dua orang tim konten termasuk aku di dalamnya, fotografer, videografer, director foto dan video, serta sopir tentu saja.

Di tengah perjalanan (yang katanya memang benar-benar baru setengahnya) kami berhenti untuk shalat dan mengisi perut. Ini adalah dua hal penting yang tidak boleh ditinggalkan sama sekali. Setelah dua hal itu tertunaikan, kami melanjutkan perjalanan. mulai pusing dengan kondisi jalan yang berkelok-kelok akhirnya aku memutuskan untuk tidur saja. Sampai akhirnya, kita melalui jalan yang lurus dan berhenti untuk menghubungi sang Fasilitator ICD, namanya Pak Yayan. Katanya beliau akan menjemput kami. Kami tiba di sana pukul 11.30 an, dan kami harus melewati jalan berbatu, licin, gelap, dengan kiri dan kanan tebing. Setelah mobil berhenti di halaman salah satu rumah, ternyata kami harus berjalan lagi. Melewati jalanan yang licin, berbatu, jembatan gantung, dan pematang sawah yang becek. Kemudian gang sempit yang menanjak. Barulah kami samai di rumah Pak Yayan.

Dan ini baru hari pertama....
(to be continue)

0 komentar:

Posting Komentar