Pages

Sabtu, 23 Mei 2015

Sepotong Ilmu Di Atas Ranjang Bambu

Agenda ini sebetulnya sudah direncanakan sejak beberapa minggu sebelumnya. Apalah daya, karena begitu banyaknya agenda yang berbenturan. Dan itu lebih penting adanya. Mau tidak mau, agenda ini baru bisa terlaksana tiga minggu kemudian, yaitu hari Sabtu, 14 Februari 2015 kemarin.

humers
Luar biasa, ternyata benar, orang-orang Humas bukan orang-orang yang diam. Sehingga dari 13 orang ikhwan dan 10 orang akhwat hanya terkumpul 4 orang ikhwan dan 5 orang akhwat. Semoga itu tidak membuat semangat yang hadir menjadi surut dan semoga Allah mempermudah setiap aktivitas dari Humers dimanapun berada.
Pukul 06.00 adalah waktu yang disepakati untuk berkumpul. Namun ternyata, pukul 06.05 baru satu orang yang datang, dan itu pun baru Bapak Kabir saja yang hadir. “Yassalam”, mungkin itu yang ia ucapkan di benaknya.
Menunggu hampir setengah jam, hingga datanglah satu orang akhwat, dua orang, tiga orang, empat orang, dan lima orang. Sementara ikhwan baru datang lagi satu orang setelah beberapa lama. Pukul 08.00 keberangkatan baru dilaksanakan. Menjadi sebuah evaluasi besar, dimana salah satu kriteria seorang muslim adalah menghargai waktu. Dan disini, ngaretnya sudah luar biasa sekali. Akibatnya, salah satu konsep rencana awal, batal dilaksanakan.
Setelah sampai di lokasi, ternyata masih banyak yang harus dipersiapkan. Dan itu butuh waktu pula untuk menunggu. Pukul 10.00 acara dimulai. Pemateri, Kang Adi Suantika, salah seorang sesepuh Humas sudah hadir dan acara bisa segera dibuka.
Rencana awal di ruangan masjid. Namun, ternyata beliau menyarankan untuk lesehan saja. Lebih cocok dengan orang-orang Humas, katanya. Ya, akhirnya di atas ranjang bambu dengan ditemani semilir angin segar yang berhembus, mulailah perbincangan hangat itu. Dia bilang ketika menjadi pemateri, dia tak pernah serius. Tak apa, yang penting kami mendapat banyak ilmu darinya. Berikut adalah sedikit point-point penting yang disampaikan olehnya:
Menurutnya, point penting pertama, Humas diibaratkan sebagai duta besar. Wajah Humas adalah wajah yang mewakili wajihah. Ketika ada sebuah ‘cacat’ yang terlihat dari ‘wajah’ itu, maka itu pula lah yang dilihat oleh orang lain. Baik itu di dalam kampus maupun di luar kampus.
‘Wajah’ bisa menunjukan akhlak, wajah bisa menunjukan ilmu. Artinya, orang-orang Humas harus memiliki akhlak yang baik dan ilmu yang luas. Jikapun tidak minimal ada kemauan dan usaha untuk itu. Untuk menjadi kaki tangan dari sebuah wajihah. Maka salah satu skill dan point kedua yang harus dikuasai adalah kemampuan berkomunikasi. Tentu saja berkomunikasi yang baik.
Tugas Humas tidak hanya untuk wajihah, tetapi juga untuk ummat. Ummat di dalam lingkungan kampus juga di luar lingkungan kampus. Untuk bisa tahu segala permasalahan ummat, maka kemampuan menganalisis juga diperlukan oleh Humas. Anggota Humas harus pandai menganalisa dan peka pada keadaan sekitar. Harus pintar menyikapi segala issue dan permasalahan yang berkembang.
Dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung. Tentu saja pepatah ini sudah tidak aneh didengar oleh telinga kita. Walaupun, terkadang sulit menerapkannya. Dan inilah yang harus diingat oleh seluruh Humers, terutama bagi Komisi A yang bertugas langsung terhadap issue keummatan, berinteraksi langsung dengan orang-orang banyak, baik itu di dunia nyata maupun di dunia maya. Tak kalah penting pula bagi Komisi B yang diamanahi untuk berinteraksi langsung dengan berbagai kampus. Begitu juga dengan Humas Internal, karena masyarakat kampus adalah bagian terdekat yang harus kita ambil hatinya, demi tercapainya kemenangan dakwah di kampus.
Diberikan amanah di Humas, bukanlah hal yang mudah. Dalam perjalanan selama satu tahun ke depan, kita tak pernah tahu apa yang terjadi. Tapi yakinlah bahwa Humers itu satu. Dengan bersama, hal yang berat terasa ringan. Hal yang sulit terasa mudah.
Tulisan ini hanya sedikit rangkuman dari materi dan ilmu yang diberikan oleh Kang Adi Suantika -selaku kakak dan juga sesepuh Humas- bagikan di atas ranjang bambu, di kaki gunung itu. Seiring berjalannya waktu, akan lebih banyak ilmu dan pengalaman yang didapatkan oleh kita (All Squad Humas). Mungkin akan lebih banyak menguras tenaga, pikiran, dan juga isi dompet. Biarlah, hal ini menjadi sebuah nilai kebaikan yang hanya Allah yang membalasnya.
Sesekali, kita mungkin merasa sendiri. Namun, bukan berarti tak ada satu pun yang peduli. Jika kau yakini, bahkan jika rasa itu sedikit hilang dalam hati. Maka, Allah tetap ada di sisi. Ia tak akan pernah pergi. Sejengkal, sehasta, bahkan satu senti.

‪#‎KeepHamasahforHUMERS‬
‪#‎BeRESPECT‬

0 komentar:

Posting Komentar