Pages

Jumat, 04 Mei 2012

Sesalku

Dulu, aku hanyalah seorang gadis kecil milikmu yang selalu riang saat berjumpa denganmu setelah kau tinggalkan aku dalam beberapa waktu yang lama untuk mencari nafkah supaya aku bisa menyambung hidup.
Sejak aku kecil, kau selalu mengajariku tentang arti bermimpi besar. Kau ajarkan bagaimana cara memahami hidup. Kau beritahuku tentang betapa berartinya kejujuran sebagai bekal mengarungi samudra kehidupan.
Tetapi, air tak selamanya jernih, begitupun pikiran manusia. Setan tak akan pernah tinggal diam melihat manusia berada dalam jalan kebenaran. Aku pun terpengaruh olehnya. Sampai aku tega menggadaikan kepercayaan yang kau berikan, aku langgar semua aturanmu hingga aku terjerumus ke dalam lubang yang aku buat sendiri. Aku pun menyesal. Aku pun sadar bahwa semua yg kau larang adalah bukti kasih sayangmu. Bahwa semua yang kau larang adalah caramu agar aku tidak masuk ke dalam lubang kesengsaraan.
Serapat-rapatnya menyimpan bangkai lama-lama pasti ketauan juga. Kau pun tau semua kebusukanku. Namun, saat kau tahu semua itu, tak pernah aku melihat gurat kemarahan diwajahmu. Kau nasihati aku dengan penuh kelembutan. Kau nasihati aku, seakan aku tidak pernah melakukan kesalahan. Ampunilah aku ayah, aku janji tidak akan mengecewakanmu lagi. Tak akan melakukan kesalahan untuk kedua kali.
Aku akan buktikan bahwa aku mampu membuatmu bangga.
I love you my dad. .

0 komentar:

Posting Komentar