Pages

Jumat, 07 September 2012

P A S T I

Kejadian yang terjadi selama bulan Ramadhan kemarin membuatku semakin sadar, semakin yakin, dan semakin yakin lagi betapa besar kuasa Allah, betapa Allah adalah Dzat yang Maha Berkehendak. Selama bulan Ramadhan ada beberapa orang di kampungku yang meninggal. Dua diantaranya adalah orang yang masih memiliki hubungan denganku. Yang pertama adalah Uwak ku, meskipun aku tidak terlalu dekat dengannya tapi kejadian itu membuat aku sangat tidak menyangka, beliau memang memiliki penyakit kejang-kejang, tapi kala itu uwak dalam keadaan sehat. Bahkan pagi-pagi beliau sempat pergi ke sawah dulu sampai akhirnya penyakitnya kambuh di sawah dan karena Allah sudah berkehendak maka meninggalah uwak di sawah.
Dan orang yang kedua adalah guruku, guru bahasa Inggrisku ketika MTs. Bu Kokom. Aku tidak menyangka beliau meninggal secepat ini, beliau sehat-sehat saja, bahkan siangnya aku masih bertemu dengan beliau di jalan. Beliau masih bisa tersenyum padaku, dan siapa yang menyangka itu adalah senyum terakhir yang ia berikan. Maafkan kami bu, selama di sekolah dulu kami sering sekali berbuat salah pada Ibu. Kami sering menertawakan ibu, kami  membicarakan ibu. Sungguh itu adalah suatu penyesalan bagi kami. Semoga ibu mendapatkan tempat yang terindah di sisi Allah.
Semuanya sudah PASTI dan tidak bisa diganggu gugat. Setiap orang tak kan bisa mengelak. Kehadirannya adalah misteri namun selalu tidak diinginkan oleh orang-orang yang saling mencintai dan mengasihi. Tapi apalah daya, kekuasaan hanyalah milik Allah. Semua sudah ditakdirkan semua sudah dituliskan. Giliran siapa setelah siapa, semua telah diatur-Nya. Tidak ada perpanjangan waktu barang sedetik pun, jika sang utusan Allah telah datang menjemput, semuanya berakhir, semuanya terhenti, semuanya akan ditanya pertangung jawabannya. Yang ada hanyalah penyesalan. Penyesalan ketika hidup, penyesalan yang tiada berarti. Allah telah memberikan banyak kesempatan kepada kita untuk memperbaiki semua kesalahan yang telah kita lakukan, tapi mengapa kita masih tidak mendengar juga? Kenapa kita masih tidak sadar juga?
Ingatlah kawan, untuk apa kita di dunia ini? Sedang apa kita selama ini? Apa yang kita tunggu selama ini? Kita semua hanya menunggu giliran mati. Mau atau tidak, suka atau tidak suka, baik itu orang kaya, miskin, pejabat, rakyat, orang beriman, orang kafir, semua akan mengalami. Semua akan melewati, tidak bisa tidak. Itu adalah sebuah gerbang. Gerbang untuk rumah masa depan kita. Jangan heran jika rumahmu tidak baik, karena kamu pun membangunnya dengan tidak benar. Untuk itu selagi masih memiliki kesempatan untuk menghirup udara segar, selagi masih diberi kesempatan untuk sehat dan diberi kenikmatan yang sungguh luar biasa, marilah kita pergunakannya sebaik mungkin, pergunakanlah waktu kita untuk membangun sebuah rumah yang sangat indah di Syurga kelak. J

0 komentar:

Posting Komentar