Kejadian yang terjadi selama bulan Ramadhan
kemarin membuatku semakin sadar, semakin yakin, dan semakin yakin lagi betapa
besar kuasa Allah, betapa Allah adalah Dzat yang Maha Berkehendak. Selama bulan
Ramadhan ada beberapa orang di kampungku yang meninggal. Dua diantaranya adalah
orang yang masih memiliki hubungan denganku. Yang pertama adalah Uwak ku,
meskipun aku tidak terlalu dekat dengannya tapi kejadian itu membuat aku sangat
tidak menyangka, beliau memang memiliki penyakit kejang-kejang, tapi kala itu
uwak dalam keadaan sehat. Bahkan pagi-pagi beliau sempat pergi ke sawah dulu
sampai akhirnya penyakitnya kambuh di sawah dan karena Allah sudah berkehendak
maka meninggalah uwak di sawah.
Dan orang yang kedua adalah guruku, guru bahasa
Inggrisku ketika MTs. Bu Kokom. Aku tidak menyangka beliau meninggal secepat
ini, beliau sehat-sehat saja, bahkan siangnya aku masih bertemu dengan beliau
di jalan. Beliau masih bisa tersenyum padaku, dan siapa yang menyangka itu
adalah senyum terakhir yang ia berikan. Maafkan kami bu, selama di sekolah dulu
kami sering sekali berbuat salah pada Ibu. Kami sering menertawakan ibu,
kami membicarakan ibu. Sungguh itu
adalah suatu penyesalan bagi kami. Semoga ibu mendapatkan tempat yang terindah
di sisi Allah.
Semuanya sudah PASTI dan tidak bisa diganggu
gugat. Setiap orang tak kan bisa mengelak. Kehadirannya adalah misteri namun selalu
tidak diinginkan oleh orang-orang yang saling mencintai dan mengasihi. Tapi
apalah daya, kekuasaan hanyalah milik Allah. Semua sudah ditakdirkan semua
sudah dituliskan. Giliran siapa setelah siapa, semua telah diatur-Nya. Tidak
ada perpanjangan waktu barang sedetik pun, jika sang utusan Allah telah datang
menjemput, semuanya berakhir, semuanya terhenti, semuanya akan ditanya
pertangung jawabannya. Yang ada hanyalah penyesalan. Penyesalan ketika hidup,
penyesalan yang tiada berarti. Allah telah memberikan banyak kesempatan kepada
kita untuk memperbaiki semua kesalahan yang telah kita lakukan, tapi mengapa
kita masih tidak mendengar juga? Kenapa kita masih tidak sadar juga?
Ingatlah kawan, untuk apa kita di dunia ini?
Sedang apa kita selama ini? Apa yang kita tunggu selama ini? Kita semua hanya
menunggu giliran mati. Mau atau tidak, suka atau tidak suka, baik itu orang
kaya, miskin, pejabat, rakyat, orang beriman, orang kafir, semua akan
mengalami. Semua akan melewati, tidak bisa tidak. Itu adalah sebuah gerbang.
Gerbang untuk rumah masa depan kita. Jangan heran jika rumahmu tidak baik,
karena kamu pun membangunnya dengan tidak benar. Untuk itu selagi masih
memiliki kesempatan untuk menghirup udara segar, selagi masih diberi kesempatan
untuk sehat dan diberi kenikmatan yang sungguh luar biasa, marilah kita
pergunakannya sebaik mungkin, pergunakanlah waktu kita untuk membangun sebuah
rumah yang sangat indah di Syurga kelak. J
0 komentar:
Posting Komentar