Kamis, 30
Agustus 2012
Hari ini
masa Orientasi Pengenalan Akademik atau
yang disingkat menjadi OPAK 2012 berakhir. Sudah dari hari Selasa, 28 Agustus
dimulai –tadinya mau Senin tapi mungkin karena beberapa alasan diundur menjadi
Selasa-. Banyak sekali kegiatan pengenalan-pengenalan yang berhubungan dengan
ke-UINan. Mulai dari bidang Akademik, bidang Administrasi dan Keuangan,
mengenai UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) dan UKK (Unit Kegiatan Kampus) juga
masih banyak lagi yang mereka jelaskan mengenai UIN SGD Bandung.
Hari
terakhir memang selalu menjadi hari yang mengesankan. Begitu pun dengan
kegiatan OPAK kali ini. Setelah berbagai pengenalan-pengenalan dan materi kita
dapatkan dari beberapa dosen dan orang-orang penting di Fakultas dan jurusan,
akhirnya sampailah kita pada acara terakhir yaitu ESQ. Fakultas Dakwah dan
Komunikasi termasuk salah satu fakultas yang beruntung karena diadakannya ESQ
ini
Awal dari
acara ini adalah tayangan dari film “2012” yang turut beredar saat gosip
tentang kiamat yang terjadi pada tahun 2012 beredar. Ditayangkan pula gambaran
tentang seorang manusia yang tampilannya semakin diperkecil, diperkecil , dan
diperkecil lagi sampai jaraknya beberapa ribu mil cahaya pertahun. Setelah
semakin lama, hati rasanya semakin tersentuh . Begitu banyak dosa yang selama
ini saya perbuat, begitu banyak kesombongan dan keangkuhan manusia di muka bumi
ini. Padahal jika mereka mau menyadari,
manusia bahkan bumi sekalipun tidak ada
apa-apanya. Hanyalah sebuah titik kecil bahkan tak terlihat jika dibandingkan
dengan jagat raya ini. Kesombongan yang dilakukan manusia bagaikan menantang
Tuhannya. Mereka merasa tidak takut dan tidak pernah menganggap bahwa Tuhan
mereka itu ada, tidak pernah tidur dan tidak pernah berpaling.
Satu
tayangan lagi yang membuat saya semakin merasa bahwa saya adalah manusia yang
jauh dari kata benar, manusia yang jauh dari kata solehah. Yaitu ketika seorang
ibu yang sedang menjalani operasi sesar, kami semua di suruh membayangkan bahwa
itu adalah ibu kita. Sungguh, aku tidak tega melihatnya. Melihat perut seorang
ibu yang dirobek-robek bagaikan daging-daging di pasar. Demi keluarnya anaknya dengan selamat. Demi
melihat anaknya tersenyum riang di dunia seorang ibu rela mengorbankan
hidupnya. Ketika seorang ibu ditanya akan keselamatan diri atau anaknya. Mereka
dengan tegas akan memilih keselamatan anaknya walaupun nyawa mereka sendirilah
taruhannya. Pengorbanan seorang ayah yang rela menahan rindu pada keluarga
selama berbulan-bulan demi kelangsungan hidup dan masa depan anak-anaknya. Tapi
apa balasan kita pada mereka. Membohonginya dengan cara pacaran
sembunyi-sembunyi padahal itu dilarang oleh mereka? Meyusahkannya dengan menipu
mereka demi mendapatkan uang untuk sekedar gaya-gayaan? Membebaninya dengan
berperilaku yang tidak baik dalam kehidupan dan pergaulan? Di mana balas budi
kita sebagai seorang anak? Di mana hatimu? Tidakkah kamu merasa kasian pada
ibumu yang hampir keriput dan rambutnya mulai ditumbuhi uban? Tidakkah kamu
merasa prihatin pada bapakmu yang terus memeras keringat demi melihat anaknya
bisa setara dengan anak-anak orang lain? Melihat anaknya memiliki pakaian yang
bagus agar tidak dihina orang lain. Melihat anaknya bisa mengenyam pendidikan
tinggi agar tidak dilecehkan orang lain. Ingatlah kawan, muliakanlah ibu dan
bapakmu. Bahagiakanlah hati mereka. Mereka tidak pernah meminta balas jasa
darimu. Seberapa pun mereka berkorban mengeluarkan uang hasil jerih payahnya
seharian mereka tidak akan meminta ganti rugi barang sepeserpun.
Ingatlah!
Hidup kita di dunia ini hanya sementara janganlah kau isi hanya dengan hal-hal
yang sia-sia dan tidak berguna. Ingatlah, kita semua akan mati !! Saya menulis hal ini bukan berarti saya adalah
orang paling baik, orang paling benar. Marilah kita sama-sama berusaha untuk
menjadi yang terbai k untuk orang tua, agama, bangsa, dan untuk diri kita
sendiri. ^^
0 komentar:
Posting Komentar